![]() |
|tulisan ini bukan tulisan Qw. Kebetulan Qw baca tulisan ini
(tulisan ini termaktub dalam buku berjudul: Senjata-Subcomandante
Marcos) di salah satu entry post Dewi Lestari tentang sinkronisitas
(silakan dibaca di: http://dee-idea.blogspot.com/2006/10/sinkronisitas-published-trolley.html).
ah, ya, sebelum menemukan tulisan Dewi Lestari tentang sinkronisitas,
sebenarnya, Qw sendiri sedang bertanya-tanya: ‘siapa Qw?’, ‘apakah Qw
punya peranan, entah sekecil apa pun, untuk dunia ini’, dan ‘apa Qw?’.
dan saat membaca tulisan ini, hujan baru saja reda di jakarta :)
kebetulan? seperti Dewi Lestari, Qw lebih suka menyebutnya dengan
Semesta yang sedang bekerja dengan satu gerak tunggal. ah, Dee, you’re
such great author.|
|Qw suka tulisan pendek tentang ‘Kisah Sebuah Awan Kecil’ yang baru
saja Qw baca itu, jadi, Qw berpikiran untuk memuatnya di rumah mungil Qw
ini, siapa tahu ada yang sedang merasakan atau mempertanyakan hal-hal
yang Qw pertanyakan tadi :) tanpa bermaksud untuk men-copas, Qw
menyertakan link menuju blog Dee :D|
————————-
Alkisah, hiduplah sebuah awan yang sangat kecil dan sangat kesepian
dan biasa berkeliaran jauh-jauh dari awan-awan besar. Ia sangat kecil,
nyaris tak sampai seuntai. dan manakala awan-awan besar menjadikan diri
mereka hujan untuk mengecat hijau pegunungan, si awan kecil akan terbang
mendekat untuk menawarkan jasanya. tapi mereka mengoloknya karena ia
begitu kecil.
“Kau tak punya apa-apa buat diberikan,”awan-awan besar biasa memberitahunya alangkah kecilnya dirimu.”
Mereka mengoloknya
menjadi-jadi.Lantas, dengan sangat sedih si awan kecil mencoba
menyingkir ke tempat lain untuk menjadikan dirinya hujan, tapi ke
manapun ia pergi, awan-awan besar mendesaknya minggir. Maka si awan
kecil pergi lebih jauh lagi sampai ia tiba di tempat yang sangat kering
kerontang, saking keringnya sampai tak satu dahan pun tumbuh, dan si
awan kecil berkata pada cerminnya (aku lupa memberitahumu bahwa si awan
kecil ini membawa-bawa cermin agar bisa bicara dengan dirinya sendiri
saat sedang sendirian):
“Ini lokasi sempurna untuk menjadikan diriku hujan karena tak seorang pun pernah datang kemari.”
Si
awan kecil mengerahkan banyak upaya untuk menjadikan dirinya hujan dan
akhirnya menelurkan SATU tetes kecil. Begitulah, si awan kecil lenyap
dan mengubah dirinya menajdi setetes hujan kecil. sedikit demi sedikit,
si awan kecil, yang kini tetes hujan kecil, jatuh meluncur. dalam
segenap kesepiannya, ia jatuh dan jatuh, tapi tak ada yang menantikannya
di bawah sana. Akhirnya tetes hujan kecil itu menciprat sendirian.
karena padang pasir itu begitu lengang, si tetes hujan kecil menimbulkan
kebisingan hebat waktu menciprat tepat di atas batu. Ia membangunkan
Bumi yang bertanya:
“Ribut-ribut apa itu?”
“Tetes hujan jatuh,”jawab batu.
“Tetes
hujan? Artinya hujan bakal turun! Lekas! Bangun! HUjan akan turun! “ia
mengingatkan tetumbuhan yang sembunyi di bawah tanah dari terik
matahari. Maka
tumbuh-tumbuhan pun bangun dan mengintip, dan untuk sesaat seisi padang
pasir tersaput warna hijau, dan awan-awan besar pun melihat hijau itu
dari kejauhan dan berkata:
“Lihat. Ada banyak hijau di sana. Ayo bikin hujan ditempat itu. Kita tidak tahu di sana begitu hijau.’
Maka
pergilah mereka menjadikan dirinya hujan di tempat yang dulunya padang
pasir. Mereka curahkan hujan dan hujan dan tanaman pun tumbuh dan segala
sesuatu berubah hijau sekaligus.
“Mujur nian kita ada di sekitar sini,”ucap awan-awan besar.
“Tanpa kita, tak bakal ada hijau.”
Dan
waktu itu, tak seorang pun teringat akan seuntai awan kecil yang
mengucurkan stetes hujan kecil yang cipratannya membangunkan mereka yang
tertidur.
Tak
seorang pun ingat, tapi si batu menyimpan rahasia awan kecil itu. Waktu
berlalu, dan awan-awan besar pertama itu pun lenyap dan tanaman-tanaman
pertama itu pun mati. dan batu, yang tak pernah mati, memberitahu
tanaman-tanaman baru yang terlahir dan awan-awan baru yang tiba kisah
mengenai seuntai awan kecil yang mengucurkan setes hujan kecil.
————–
so inspiring story :D sementara itu, meski hujan telah reda
di luar, Qw masih bisa melihat bekas-bekas gumpulan awan hitam serupa
jelaga di kuali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar