Selasa, 19 September 2017

Live, Laugh, LOVE, Laugh, Lost

Semua begitu indah....
Kita selalu membuat satu sama lain bahagia, nyaman dan tertawa, sampai dimana kita membuat kesepakatan dan berkomitmen untuk kita tidak kehilangan satu sama lain (pada saat itu). Sampai dimana aku merasakan kasih sayang itu, kasih sayang yang kau berikan adalah hal termanis, terindah dan aku selalu berharap itu tak akan berubah. We are addicted to each other. Aku tak pernah menyangka bahwa ternyata kita akan sedekat dan merasa lengkap (cukup gila sebenarnya, bukan lagi cukup, sudah gila).

Saat menulis tentang ini, hatiku pun bertanya, "where have you been?"
Aku tidak akan pernah lupa pada awal pertemuan kita. Dimulai dengan senyuman manis dan tangan yang kusambut dengan lemah lembut. Begitulah saat pertama kali kita bersentuhan. Ya, semua dimulai dengan "hay". Senyuman manis penuh ketegangan dan rasa malu-malu, itu yang terasa mengaliri diriku. Aku pun tegang. Sebisa mungkin, aku berusaha untuk menahan maluku. Jantung berdebar. Aneh! Padahal, baru kali itu kita bertemu sebagai kawan.

Aku tidak akan pernah lupa canda tawa kita, tangis kita, bisikan-bisikan kita, sampai hal-hal gila dan sangat gila yang kita bersama lakukan (dan itu terlalu gila).

Namun, sayang...tidak ada apapun di dunia ini yang bertahan selamanya, termasuk kebersamaan kita.

Semua berjalan begitu indah, begitu sempurna. Seharusnya aku, kamu, kita tahu, ketika sesuatu berjalan terlalu sempurna, kita harus berhati-hati, karena hidup itu seperti roller coaster, penuh dengan tanjakan, turunan, twist and twirl.

Setelah itu, kebahagiaan itu, kesempurnaan itu, rasa sayang dan kebersamaan kita yang terlalu kuat, ternyata adalah bumerang buat kita sendiri. Seiring waktu, kamu berubah, aku berubah, dan kita semua berubah (apakah kamu nyaman dengan hal ini sekarang?)

Dan sekarang, aku, kamu, kita, tidak lagi satu. Aku adalah aku yang sekarang dengan pandangan hidupku yang baru. Dan masing-masing dari kita telah menjadi individu yang berbeda. Aku rindu kamu yang mengucapkan "cinta".

Semua mengalir begitu lancar. Apakah ini hanya aku? Apa kamu juga merasakan hal yang sama? Apa kita memikirkan hal yang sama? Pertemuan kita adalah kejutan yang akhirnya membuat kita tenggelam, dalam kasih sayang yang merubah hal menjadi gila, tak wajar menjadi wajar.

Aku merasa kita seperti fairytale yang nyata dalam duniaku tentunya. Kita seperti timbangan. We balance each other. Setiap hari kita mulai dengan saling mengucapkan "Good morning, Love." Dan seperti biasa, kita mengakhirinya dengan mengucapkan kata-kata sayang sebelum menggeletakkan handphone dan memejamkan mata.
 "Good night, i miss you"
"Good night, Love"
Kata-kata itulah yang selalu kita ucapkan untuk memulai dan menutup hari-hari kita.

Kamu seperti narkoba. I'm addicted to you. (tidak untuk sekarang, mungkin)

Terima kasih, kamu telah memberikan dan mengajarkan kebahagiaan, walaupun hanya sementara. Namun, itu memberi dampak sangat besar terhadap hidupku. Terima kasih, kamu telah memberikan dan mengajarkan kesakitan pada diriku, karena aku belajar menjadi seorang wanita yang lebih kuat dan tegar (semoga).

Kamu adalah hal terbaik yang pernah hadir dalam hidupku. Andai saja happiness forever berlaku dalam hubungan kita, mungkin sekarang aku tidak akan merasakan hal yang seperti sekarang aku rasakan. Aku tidak membencimu. Tidak akan pernah membenci kamu ataupun dianya kamu. Aku hanya membenci fakta bahwa manusia beradaptasi dan berubah. Sayangnya aku tidak bisa menanggapi adaptasi dan perubahan itu secara dewasa.

Detik ini, aku merasa bahagia.
Detik ini, aku pun merasa sakit.
Sang Doeresha
menjelang senja yang miris
@Vaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar